Thomas Punya Teman Autis di Film Journey Beyond Sodor

Jum'at, 26 Januari 2018 - 10:11 WIB
Thomas Punya Teman Autis di Film Journey Beyond Sodor
Thomas Punya Teman Autis di Film Journey Beyond Sodor
A A A
SETELAH mengeluarkan film bioskop pertamanya, The Great Race, pada 2016, seri Thomas and Friends muncul lagi dengan Journey Beyond Sodor .

Sama seperti film sebelumnya, kali ini Thomas juga bertemu beberapa teman baru dengan karakter beragam, termasuk yang memiliki ciri-ciri autisme. Diceritakan, kereta Henry (disuarakan Keith Wicksham) mengalami kecelakaan saat mengantar gerbong ke Bridlington, di luar Sodor.

Akibatnya, pengawas Sir Topham Hatt (juga disuarakan Keith Wickham) menyuruh James (Rob Rackstraw) untuk melanjutkan tugas Henry. Mendengar hal tersebut, kereta uap Thomas (John Hasler) merasa kecewa dan kurang diapresiasi pengawas.

Apalagi James juga selalu mengolok-oloknya dengan mengatakan Thomas tidak akan bisa keluar dari Sodor karena dia adalah kereta yang payah. Kesal dihina James, Thomas datang pagi-pagi sekali ke stasiun sebelum James datang.

Dia lalu mengambil gerbong-gerbong Henry dan mengantarnya ke Bridlington. Sayangnya, Thomas malah tersesat, jauh dari Sodor, apalagi Bridlington. Dalam perjalanannya kembali ke Sodor inilah, Thomas mengalami banyak peristiwa dan bertemu kereta-kereta unik.

Ada yang mengganggu perjalanan seperti si crane Beresford (Colin McFarlane), ada juga yang jahat seperti Hurricane (Jim Howick) dan Frankie (Sophie Colquhoun). Nah, yang unik adalah kereta-kereta eksperimental gagal yang menjadi teman baru Thomas.

Ada Lexi (Lucy Montgomery) yang ramah, ada Merlin yang percaya bahwa dia adalah “kereta siluman” yang kasatmata, dan Theo (Darren Boyd) yang kikuk dan sering majumundur sendiri saat sistemnya macet.

Dikutip dari autismawareness.com, karakter Theo disebut memiliki beberapa ciri anak autis. Meski pihak Mattel Creations (pemilik rumah produksi HIT Entertain - ment yang memproduksi seri Thomas and Friends ) tak menyebut secara eksplisit bahwa Theo adalah penyandang autisme.

“Dia lebih nyaman berkutat dengan mesin dibanding jika berhubungan dengan pihak lain. Orang-orang kadang tak mengerti perilakunya, tapi sebenar nya dia sangat ingin dimengerti,” ujar Christopher Kennan selaku Senior Vice President of Global Content and Executive Producer Mattel Creations.

Karena sebutannya, “kereta eksperimental gagal”, Theo dan Lexi merasa tak mampu melakukan apa pun dengan benar. Perasaan sedih ini bahkan mereka nyanyikan—secara kontradiktif dengan musik yang riang ceria—dengan judul We Can’t Do Anything .

Namun, berkat Thomas yang menyemangati dan meminta mereka membantunya untuk pulang ke Sodor, Theo dan Lexi pun jadi merasa berarti. Pesan bagus lainnya dari film ini bahwa orang yang jahat tak harus selalu dimusuhi. Pahami masalah mereka, dan bantulah mencari solusinya.

Ditambah karakter-karakter kereta bermimik wajah ekspresif dan enam lagu riang yang enak didengar, penonton anak-anak termasuk yang usia balita sudah pasti akan menyukai film ini. (Herita Endriana)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3794 seconds (0.1#10.140)